Ya Allah,Aku Jatuh Cinta,Part 4  

Ternyata Asraf juga mengajar di sana,kemarin dia menghilang karena harus mengurus kepindahannya dari Mesir ke Indonesia.Itu semua aku dengar dari orang yang selalu membicarakannya,aku selalu menghindar tiap kali pembicaraan mengarah kepadanya.
Bukannya aku benci,aku hanya tidak mau larut lagi dalam kepedihanku.Aku hanya ingin beribadah kepada Allah,Aku yakin dan percaya semua jodoh ada di tangan-Nya.Tanpa terasa 1 tahun sudah aku menjalani hari-hariku sebagai seorang guru.Ternyata semua tidak seberat yang aku bayangkan.Mulai hari ini libur kenaikan kelas telah tiba.
Aku lihat kalender yang tergantung di dinding kamarku,28 Oktober 3 hari lagi hari kelahiranku tiba.Genap sudah usiaku 24 tahun.Usia yang cukup matang untuk melangsungkan pernikahan.Aku memang sudah membayangkan untuk menikah dan hidup bahagia dengan suami dan anak-anakku.Tapi,sampai sekarang aku tidak punya gambaran siapa yang akan menjadi pendampingku kelak.
Bukannya tidak ada yang melamarku,hanya saja sepertinya Allah masih belum membuka restu-Nya untukku menikah.Dari mulai putra Pak Lurah hingga temen kampusku dulu dan para tetangga yang ingin melamarku.Harus aku tolak karena aku merasa Allah belum mengirimkan jodohnya untukku.
Hari terus berlalu,aku jalani hariku dengan mengaji dan mengajar di surau.Hingga siang itupun tiba,Asraf bersama kedua orang tuanya,datang kerumahku untuk memintaku menjadi menantunya.
Aku rasakan seakan-akan waktu berhenti berputar,mimpiku selama 3 malam berturut-turut ini yang selalu membaca surat Ar-rum ternyata terjawab sudah.Asraf datang melamarku.Abi memanggilku dengan lembut dan menanyakan kepadaku langsung menggenai keputusan apa yang aku berikan.Dengan terus tertunduk.aku menjawab”Insyallah,Allah telah mengirim pemilik tulang rusuk ini.”

[get this widget]

AddThis Social Bookmark Button

0 komentar

Posting Komentar